Tulisan-tulisanku walaupun tak ada yang menarik darimu AKu selalu tak segan tuk bercengkrama denganmu
Jumat, 24 April 2009
Sanitasi
Sebagi kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan aktifitas buang hajat sepertinya memang diistimewakan dibandingkan dengan aktifitas lainnya. Bagaimana tidak, untuk melaksanakannya saja kita sebagai manusia mempunyai tata cara dan tata karma tersendiri. Terlebih dalam Islam. Nabi SAW sudah memberikan sunah2nya tentang adab2 buang air. Diantaranya di tempat tertutup, jauh dari keramaian, memakai tutup kepala, memakai air bersih atau batu (dan sejenisnya) untuk membersihkan diri, hingga ada doa yang dipanjatkan sebelum dan sesudah buang air.
Seiring dengan teknologi kotoran2 yang notabene hanya mengotori dan menjadi sampah kini mulai diamanfaatkan kembali menjadi barang yang lebih berguna. Pupuk kandang yang dari dulu terkenal sebagi pupuk alami dan paling sehat diantara pupuk2 kimiajuga dari sisa kotoran2 ternan. Tletong sapi yang terkenal dengan baud an bentuknya yang menjijikkan kini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku gas pengganti LPG (Liquid Pretoleum Gas. Semua itu tak luput dari tangan2 kreatif yang tahu dan peduli akan kelangsuingan kehidupan di bumi. Bhawa semboyan ‘selamatkan bumi dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) bukanlah hanya hiasan bibir. Akan tetapi harus lebih ditampakkan dengan perbuata. Betapa Allah menciptakan segala sesuatu tanpa ada kesia2an.
Melihat nilai manfaat yang dihasilkan dari limbah alami dari binatang tersebut, lantas kita berpikir, bisakah kita tidak mengandalkan jsa binatang? Bukankah kita sendiri juga menghasilkan limbah alami? Dan ternyata setelah melalui proses pemikiran dan uji coba yang panjang kotoran manusia juga bia dimanfaatkan menjadi biogas sebagi pengganti LPG. Untuk menghasilkan gas metana/etana yang mudah terbakar tersebut memerlukan proses yang tidak sepele.
…
Akhir tahun lalu dinas kesehatan (dinkes) dan dinas kebersihan lingkungan hidup (DKLH) kota kediri mengaakan penyuluhan tentang adanya WC sanitasi di HY. WC sanitasi sebenarnya sama seperti Wc pada umumnya, perbedannay terletak pada segi kebersihan dan pengambilan manfaat dari tempat buang air tersebut. Feses manusia yang terkumpul di septictanknya dapat terolah menjadi biogas. Kegiatan ini sebenarnay merupakan promosi agar pihak pondok bersedia mengikuti kontes uji kelayakan untuk selanjutnya dibangunkan WC lengkap dengan pengolah gasnya. Pondk kami bersedia mengikuti kontes tersebut. Aku dulu termasuk yang mengikuti penyuluhan kecil di mushola kala itu. Kata Pak Dinkes contoh pesantren yang sudah menggunakan WC sanitasi ini ada di Blitar dan Tuban. tepatnya dimana aku lupa :p. Dari jumlah kotoran yang ditampung sehari bisa menghasilkan ... liter gas yang mampu menghidupkan hingga 5 buah kompor gas. Coba bandingkan dengan kompor2 lain yang biasanya menggunakan gas elpiji atau kompor minyak. Hemat sekali bukan?
peserta lain yang mengikuti kontes ini anatara lain desa Balowerti dan pondok induk. setelah melalui proses penyeleksian ternyata HY tidak termasuk yang lolos. pondok induk dan desa... lah yang layak mendapatkan bantuan WC ini. akan tetapi ternyata masyarakat desa ... kurang setuju dengan keputusa itu. karena buat dibangun WC yang hanya menjadi hiasan desa saja? bukankah aa yang lebih membutuhkan dan bukankah setiap rumah sudah mempunyaiWC sendiri? Dab ternyata oleh pihak penyelenggara bantuan ke desa ... dialihkan ke HY. Maka sejak awal tahun kemarin HY memugar habis WC lamanya untuk didirikan kembali WC yang lebih layak dari pemerintah.
bangunan yang berdiri sejak tahuun1997 itu dipugar secara bertahap, karena sudah cenderung permanen. Roan demi roan terus dilaksanakan agar bangunan WC rata dengan tanah. Kita warga HY sempat bingung mau buang hajat di mana. Karena WC umum di HY memang hanya itu saja. Bayangkan betapa berjasanya WC itu karena dibutuhkan oleh sekitar 400 santri setiap harinya. Lha jika dipugar habis tidakkah kita kebingungan mencari tempat berak? sebenarnya masih ada lokal WC yang tidak dipugar, tapi cuma ada 2 bilik. Mau ngungsi ke WC unit lain gak penak.
Akhirnyadibangunlah WC darurat di belakang kandang kambing milik Gus Shobir, bersandingan tepat dengan kebun tebu. Wc ini hanya terdiri dari 8 bilik yang nonpermanen, karena hanya digunakan selama pembangunan WC sanitasi. Sekat dan pintunya dari anyaman bambu, baknya dari tong yang kadang penuh kadang kering dan septictanknyalangsung ke kebun tebu. jadi tiap sebulan sekali perlu disedot agar bisa digunakan kembali. kadang aku lebih memilih mengungsi daripada repot di WC gedek ini. Lha piye, kadang pintunya malah sampe rusak lumuten karena kena air tiap hari tang tak sedikit. Apalagi jika malam. lebih baik numpang ke WC pengurus daripada berak di kebun tebu.
tapi itu dulu. Karena pembangunan WC sudah sampai tahap akhir di bulan Maret lalu. Pembangunnannya juga membutuhkan biaya, tenaga, dan pikiran yang tidak sedikit. mulai dari meratakan WC dengan tanah, memindah dapur umum yang nempel dengan bangunan WC, bongkar septictank super besar, hingga hasilnya sebuah lubang menganga lebar sedalam 5 meter teronggok di bekas WC. Dan mulai dari situ pembangunan WC dimulai kembali dari nol. pembuatan ponaasi, liang septictank yang baru, tabung biogas, dan pembangunan WC seperti yang kita kenal pada umumnya. Aku baru tahu kalau ternyata membangun WC sangat rumit. Masya Allah, benar2 manusia tak punya daya dan upaya selain dari Allah semata.
(maaf belom selesai)
Selasa, 07 April 2009
Lelaki melahirkan dan Menyusui
Sebagai contoh ambil saja salah satu sekolah sebagai pembanding. Jika kita bandingkan jumlah lelaki dan wanita di sekolah tersebut, mulai dari murid, guru, hingga penjaga kantin, jumlah wanita akan lebih banyak. Bahkan tak jarang tugas-tugas kasar yang biasanya dilakukan oleh pak bon (tukang kebun) juga mulai diambil alih oleh perempuan. Benar-benar mengejutkan. Itu masih sekolah umum yang dibuka untuk sisa dan siswi. Perbandingannya paling tidak 3 : 1. Apalagi sekolah yang biasanya hanya dihuni oleh para sisiwi, seperti SMEA. Hampir tak ada siswa laki-laki di dalamnya. Dari perbandingan tersebut dikalikan sejumlah sekolah di kabupaten atau kota yang bersangkutan. Coba pikir, bagaimana kita tidak kewalahan laki-laki makin didesak oleh perempuan.
Ketika SMA, kelasku adalah yang termasuk didominasi oleh perempuan. Akan tetapi perbandingannya hanya 2 : 1. Bukan hanya dalam masalah jumlah, dalam segi prestasi & kerajinan pun seakan-akan hanya milik mereka. Sedangkan kami, para laki-laki sering tak mendapatkan tempat untuk duduk di deretan rangking teratas. Dan ternyata fenomena ini tidak hanya terjadi di kelasku. Ketika rapor akhir semester dibagikan, kami juga akan diberi edaran yang berisi daftar peringkat 3 besar dari masing-masing kelas. Rasanya kecewa sekali ketika tempat-tempat pertama hampir semuanya diduduki oleh perempuan. Bukan kecewa terhadap teman-teman perempuan yang mendominasi, akan tetapi kepada diri sendiri dan teman-teman laki-laki lainnya, kenapa kalah dengan perempuan? Mungkin salah kita juga merasa lebih di atas perempuan. Karena perasaan seperti itu bisa membunuh semangat kita sebagai laki-laki.
Apakah ini termasuk efek dari persamaan gender atau yang lebih tren dengan emansipasi? Mungkin saja ya. Tapi jangan sembarangan menyalahkan begitu saja emansipasi. Lantas salahkah emansipaai itu? Mari kita kupas.
Pada kodratnya semua hal mempunyai pasangan. Satu bagian saling melengkapi bagian yang lain. Karenanya tak ada yang sempurna, karena mau tak mau pasti ada pasangan untuk menyempurnakannya. Semua mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda. Begitu pula manusia yang juga diciptakan berpasangan, laki-laki dan perempuan. Masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Laki-laki biasanya mempunyai fisik tegap, dada bidang dan kadang kekar. Itu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya, yang membutuhkan tenaga dan pikiran yang lebih. Tak heran jika sosok seperti itu mampu dijadikan sebagai pemimpin. Karena seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab sehingga kemampuan pikiran dan tenaganya harus lebih dari yang dipimpin. Sedangkan perempuan cenderung berkebalikan dengan laki-laki. Tubuh langsing, kulit halus, kadang tinggi semampai. Fisik dan sifatnya tidak sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan berat yang biasa dilakukan laki-laki. Pekerjaannya cenderung ringan dan harus disertai dengan sentuhan perasaan. Seperti merawat anak dan keluarga. Jika perasaan tak diikutsertakan bisa jadi berdampak negatif pada hasil pekerjaannya.
Emansipasi merupakan suatu upaya untuk menyetarakan hak dan derajat. Di mata masyarakat emansipasi identik dengan wanita, karena memang dari dulu sering tidak mendapatkan hak yang sejajar dengan kaum lelaki. Sehingga muncullah emansipasi wanita yang di Indonesia dipelopori oleh RA Kartini, seorang ningrat dari Jepara. Beliau mencetuskan artikel-artikel dan surat dalam bahasa Belanda yang berkaitan dengan ketidakadilan perlakuan antara laki-laki dan perempuan. Mungkin saja sebelum kartini mengoarkan emansipasi sudah ada yang mendahuluinya berusaha menegakkan keadilan. Gerakan ini wajar dilakukan kaum perempuan karena memang dari dulu perempuan selalu dipandang sebelah mata saja oleh orang-orang. Padahal islam sangat menghormati perempuan. Jadi bisa dikaitkan bahwa sebenarnya gerakan emansipasi sudah lebih dahulu dikoarkan Islam. Kita pun harus turut memperjuangkannya kembali agar tak ada kesenjangan sosial diantara laki-laki dan perempuan.
Yang menjadi masalah adalah gerakan emansipasi yang berlebihan yang lebih dikenal dengan feminisme. Paham ini bukan saja menginkan persamaan hak dan derajat, juga persamaan kewajiban dan segala hal dalam kehidupan. Perilaku ini dilakukan karena selain menginginkan hak yang sama perempuan pun juga ingin menjadi sumber nafkah. Dampak dari semua itu perempuan lupa akan tugas utamanya yang mulia, menjadi ibu dan pengendali bahtera rumah tangga. Jika sudah begitu bisa-bisa kelak ada golongan wanita kuli, tukang bangunan dan kegiatan lain yang lebih melibatkan fisik. Padahal seperti yang disinggung di atas pekerjaan perempuan lebih melibatkan perasaan daripada fisik.
Seharusnya tak ada yang perlu dipermasalahkan dari kasus emansipai atau feminisme. Karena Allah Maha Adil, menciptakan laki-laki untuk perempuan dan perempuan untuk laki-laki. Semua saling melengkapi, tak ada yang sempura dan tanggung jawabnya sudah diatur sendiri-sendiri oleh Yang Maha Kuasa. Dalam kehidupan rumah tangga seorang suami bertugas mencari nafkah, membanting tulang untuk menghidupai keluarganya. Tak heran hingga ada yang rela dari pagi hingga malam bekerja demi kelangsungan hidup anak istrinya. Begitulah jika tahu akan tanggung jawab besarnya. Dia takkan seenaknya sendiri main perintah dan akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
Tugas utama seorang istri sebenarnya hanyalah sepele, menyenangkan suami. Hanya yang menjadi masalah, bagaimana cara menyenangkan suami? Itu kembali ke rumah tangga masing-masing. Bentuknya pun banyak sekali. Mulai melayani, merawat suami dan anaknya hingga dalam bentuk penghasilan tambahan.
Jadi sebenarnya semuanya akan selaras dan seimbang jika mengetahui tanggung jawab masing-masing. Tak usah repot-repot meneriakkan persamaan gender, feminisme, penyetaraan hak dan kewajiban dll. Karena pada hakikatnya manusia itu sama hanya tanggung jawabnya yang berbeda dan bagamana ia berusaha melaksanakannya sehingga menjadi hamba Allah yang selalu taat kepadaNya. Bukankah derajat manusia di hadapan Allah adalah sama, hanya tingkatan taqwalah yang Dia lihat.
Jika semua tak tahu tanggung jawab dan fungsi masing-masing, hanya menuntut dan menuntutlah pekerjaannya. Dan jika semua sudah saling tuntut dan memaksakan kehendaknya, jangan heran jika kelak ada wanita kekar dan brewok atau juga laki-laki melahirkan dan menyusui.
Kamar solo, 20 april 2009