Tahun ini 2 anggota keluarga besar Syafi'i mendapat kesempatan untuk ziarah ke Makkah al Mukarramah & Madinah al Munawwarah. Lik Rodhi & lik Karoh menunaikan rukun islam yang ke lima, Haji. Aku & Kafa yang sudah di pondok menyempatkan diri untuk mengikuti prosesi pemberangkatan hingga ke Lapangan Trikoyo Klaten. Setelah itu rombongan kloter 85 tersebut melaju ke donohudan untuk mempersiapkan penerbangan esok hari.
Selama beliau berdua di tanah suci aku kurang mengetahui bagaimana kabarnya. Yang kutahu hanya beberapa kali lik Rodhi berkomunikasi dengan pihak keluarga di rumah. Tentu saja aku tak tahu, aku berada di pondok selama beliau beribadah di tanah suci. Lik Rodhi hanya 1 kali menelpon Kafa ketika di pondok. Aku memaklumi. Karena jika terlalu sering menjalin komunikasi bisa saja malah mengganggu kekhusyukan ibadah di sana.
Tak terasa sudah 40 hari keluarga di rumah ditinggal oleh lik Rodhi & lik Karoh. Sudah saatnya rombongan kloter beliau pulang. Dulu Kafa sempat memberitahuku kalau beliau pulang kembali tanah air akhir Desember, tepatnya tanggal 30. sehari sebelum hari itu kami yang masih di Lirboyo menyempatkan diri untuk pulang guna menjemput kedatangan beliau di Donohudan. Aku, Inun, Kafa & Fatah pulang hari Rabu.
Malam Kamis lik Rodhi menelpon ke rumah. Bahwa beliau sudah mulai naik pesawat & akan landing. Jam menunjukkan angka 8 malam WIB. Dan akan mendarat sampai di bandara Adi Sumarmo esok pagi sekitar pukul 7. Saat itu Inun juga memberitahu kalau ada berita duka mengenai Gus Dur. Tentu saja aku kaget & belum percaya. Akan tetapi begitu melihat siaran berita di teve aku baru menyadari jika itu bukan hanya kabar burung. Seorang tokoh besar, bapak bangsa & NU telah meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Bapak juga tampak tak percaya ketika kuberitahu. Dari layar kaca tampak suasana RSCM tempat Gus Dur menghembuskan nafas terakhir. Malam itu mendung duka menyelimuti kami semua. Padahal besok adalah hari kedatangan lik rodhi & llik karoh setelah 40 hari berhaji. Akankah mendung duka ini juga akan menyelimuti suasana suka cita esok hari?
Seluruh stasiun teve menayangkan siaran langsung terkait kabar duka ini. Dari sekian stasiun teve MetroTV & TVOne yang meliput semua kondisi tempat almarhum menghembuskan nafas terakhir di Jakarta dan tempat terakhir bersemayamnya di Jombang. Malam itu tayangan prosesi pengurusan almarhum menjadi tontonan kami. Bapak baru ikut menyaksikan siarannya setelah selasai dari ngaji di Ngeseng. Rencananya almarhum akan disemayamkan di Tebuireng, Jombang di samping kakek dan abahnya, KH Hasyim Asy'ari & KH Wahid Hasyim. Jenazah akan diberangkatkan dengan pesawat dari Jakarta esok paginya. Dan nantinya prosesi pemakaman akan menggunakan upacara kenegaraan. Tentu saja Gus Dur kan mantan presiden. bapak sebenarnya ingin ikut melayat ke Jombang. Tapi karena besok ada acara yang sangat penting & tak bisa ditunda lagi, bapak memilih mendahulukan urusan keluarga. Toh tak ada salahnya mendoakan beliau dari sini. Kalaupun mau mengikuti prosesi pemakaman jenazah seluruh stasiun teve akan meliputnya.
===
Kami berangkat dari rumah pagi menuju ke asrama haji di Donohudan. Sampai di sana pakde, bude, mbak, mas & para keponakan sudah berkumpul di luar area asrama. Lama juga kami menunggu di sini. Pukul setengah sembilan 8 bus bandara memasuki area Donohudan. Para penjemput memang tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Tentu saja agar prosesi pemulangan dapat berjalan lancar. Kami di luar hanya bisa melihat para rombongan haji yang dibawa bus.
Ternyata tak hanya pengoperan ke bus dari kabupaten saja yang menjadi agenda acara di dalam. Masih ada upacara penutupan yang lagi-lagi memakan waktu cukup lama. Terpaksa kami menunggu lagi. Rombongan pakde Syakur memilih untuk menunggu di Dlanggu, transit para jamaah sebelum menuju ke rumah masing-masing. Keluargaku & rombongan pakde Muhadi yang masih tersisa di sni. Walau upacara penutupan belum selesai benar ternyata sudah banyak jamaah yang meninggalkan tempat dengan dijemput anggota keluarganya sendiri, tidak ikut rombongan bus dari kabupaten. Melihat hal itu kami juga mau langsung membawa lik Rodhi & lik Karoh dengan mobil sendiri. Alhamdulillah tak lama kemudian lik Rodhi muncul dengan pak Panji. Pertemuan singkat itu memutuskan agar lik Rodhi & lik Karoh langsug naik mobil dari sini saja. Tak lama rombongan yang kami tunggu datang dengan membawa banyak bawaan. Lik rodhi, lik Karoh, Kafa, Fia, An'im, & pak Panji. Segera setelah melepas kerinduan sebentar rombongan kami meninggalkan Donohudan. Mobil pakde Muhadi ditempati keluarga lik Rodhi & di mobil kami ketambahan bude Kis. Akhirnya semua berjalan lancar, walau tak mengikuti upara penutupan hingga selesai.
Keluarga di Jeblogan yang tidak ikut menjemput sudah siap menyambut kedatangan beliau berdua. Acara penyambutan dilangsungkan di masjid. Dari masjid kemudian lik Rodhi & lik Karoh bersama rombongan lain berjalan kaki menuju rumah dengan diiringi tabuhan hadroh. Lik Rodhi diminta berdoa sesampai di depan pintu rumah. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa doa orang yang berhaji mustajab. Lik Rodhi mendoakan kita semua yang ada di sini agar juga mendapat panggilan ke tanah suci. Amiin. Istajib du'aana ya Robb. Setelah itu satu per satu tamu datang dan pergi hingga dzuhur menjelang. Alhamdulillah anggota keluarga kami sudah kembali pulang setelah 40 hari bertamu di Baitullah tanpa kekurangan suatu apa pun.
===
Sepulang dari acara penyambutan haji di Blogang kami sekeluarga menyimak prosesi pemakaman Gus Dur di Tebuireng lewat televisi. Lautan manusia membanjiri area Tebuireng. Mereka semua ingin menjadi saksi kepergian sang guru & bapak bangsa. Santri, masyarakat, pejabat, kiai, aparat hingga para pemuka dari berbagai agama turut hadir & berduka cita atas kepergian almarhum. Sejak pagi hingga siang itu para pelayat dari seluruh pelosok hadir. Menunggu hingga pemakaman selesai.
Ba'da Dzuhur jenazah Gus Dur tiba dari bandara Juanda, Surabaya setelah terbang dari Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Iring-iringan belasan mobil memasuki area Tebuireng. Jenazah terlebih dahulu disemayamkan di masjid Ulil Albab yang berada di luar komplek pesantren untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang ingin menyolati & berdoa untuk almarhum. Kurang lebih setengah jam kemudian jenazah dipindah ke pendopo area pemakaman di dalam pesantren. Tak semua orang bisa masuk ke dalam karena penjagaan yang behitu ketat langsung oleh aparat TNI. Di dalam kembali dipersilakan bagi penta'ziyah yang berada di dalam untuk menyolati & berdoa di hadapan almarhum. Rata-rata para kiai & santri yang ada di dalam ditambah para pejabat & menteri.
Prosesi upacara kenegaraan memang akan langsung dipimpin oleh Presiden RI. Karenanya masih menunggu hingga satu jam lamanya menunggu para orang-orang yes ngumpul terlebih dahulu. Pukul setengah dua semua sudah siap. Bapak SBY & rombongan baru saja tiba. Upacara dimulai dengan dipimpin oleh jenderal dari TNI. Sebagai inspektur adalah bapak SBY sendiri. Dari berita tadi malam beliau akan memberikan penghormatan terakhir yang terbaik untuk almarhum. Peserta upacara juga dari TNI, baik AD, AL maupun AU. Juga tentunya semua yang hadir baik di dalam pesantren maupun di luar.
Sebagai pembuka adalah pembacaan riwayat hidup almarhum. Dari situ aku dapat mengambil kesimpulan bahwa Gus Dur adalah satu-satunya orang yang berhasil membuktikan bahwa pesantren memang bisa. Kalau perlu bisa dalam segala hal. Gus Dur tidak mengenyam pendidikan formal di indonesia. Almarhum 'hanya' mondok di Tegalrejo, Tambakberas, & Al azhar, Kairo. Tak ada embel-embel sarjana dari universitas manapun di Indonesia. Walau begitu berbagai penghargaan, pangkat, & bintang juga tersemat dalam diri almarhum. Kebanyakan dari luar negeri. Itu semua membuktikan bahwa kita sebagai santri tak boleh mempunyai rasa minder di hadapan siapapun, jika perlu di hadapan presiden. Karena Gus Dur adalah (baru) satu-satunya santri yang menjadi presiden di indonesia.
Acara dilanjutkan dengan penghormatan kepada almarhum sebelum akhirnya dikebumikan. Petugas pemakaman adalah dari aparat & kiai yang ada di sana. Hujan air mata & bunga mewarnai pemakaman ini. Lagu gugur bungan menambah suasana semakin menyentuh. Aku sangat terharu. Akan tetapi tak sampai meneteskan air mata. Setelah jenazah terkubur pak SBY sebagai wakil negara & Yeni Wahid sebagai wakil keluarga mengubur secara simbolik dengan mencangkul tanah & dimasukkan ke liang lahat. Baru kemudian penguburan dilanjutkan hingga rata. Sebagai penutup Bapak Menteri Agama, Surya Dharma Ali & Gus Mus memimpin doa. Setelah semua rangkaian acara selesai pemipmin upacara membubarkan upacara kenegaraan ini.
Kini Gus Dur telah tiada. Bapak & Guru bangsa, bapak pluralisme, bapak multikulturalisme, kiai yang tidak hanya bagi umat islam. Menyisakan mendung duka & harapan beliau yang menjadi amanat kiat semua sebagai warga negara & islam, khususnya NU. Pesan terakhir beliau kepada para santri untuk menjaga sikap pluralisme & melindungi kaum minoritas menjadi tanggung jawab kita bersama. Itu membuktikan betapa besar perhatian beliau terhadap kesatuan negara & agama kita. Semoga amal perbuatan, perjuangan & pengabdian almarhum diterima di sisiNya dan mendapat balasan yang setimpal. Allahummaghfir lahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhu. Selamat jalan Gus, jasamu kan terus kami kenang & perjuangkan selalu.
Batur, 2 Januari 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar