Dalam rangka HUT Lirboyo ke 99 di area Muktamar diadakan berbagai lomba. Salah satunya adalah lomba Musik Islami Tradisional. Informasi yang kami peroleh dari pak Jalal hanya kapan pelaksanaan lomba tersebut. Rebana Hadiningrat dipercaya untuk mewakili HY dalam ajang musik ini. Awalnya kami sempat berpikir dua kali karena maju bukan atas nama kamar melainkan atas nama pondok. Akan tetapi karena sudah diserahkan keada kami, kami tetap bulat akan ikut berkompetisi. Mungkin saja akan terjadi kesenjangan sosial di kalangan teman-teman HY. Tapi bukankah resiko memang selalu ada? Gak papalah.
Karena kekurangan informasi, kang Daris langsung menghubungi sekretariat lomba di Kantor Pramuka. Aku , syueb dan kang Daris berangkat saat malam pembukaan bazaar. Kang Daris sendiri yang masuk menghubungi panitia. Dari kantor pramuka kami mendapat informasi bahwa lomba akan dilaksanakan di gedung anNahdloh pada jam 8 pagi dengan peserta hanya yang bersekolah dan berdomisili di PP. Lirboyo. Personel maksimal 8 orang dengan tanpa alat musik elektronik. Dari situ kesimpulanku pelaksanaan lomba tidak seperti tahun lalu. Karena tahun lalu syarat peserta tidak dibatasi hanya dari Lirboyo, yang penting masih kawasan
Dengan berbekal info dari pramuka kami malah gak terlalu ngoyo untuk latihan. Karena cuma lingkup Liboyo. Toh lawannya juga santri-santri Lirboyo. Malah kalau kuhitung latihannya cuma seadanya. Hanya 2 hari. Itupun terkesan kurang maksimal.
Sehari menjelang hari H kami tidak latihan sama sekali. Hanya kang Daris dan aku yang ngumpul guna merancang lagu dan penampilan besok. Kesimpulan dari rembugan kecil ini aku, kang Juweni, dan kang Mahfud bertindak sebagai vokal. Sementara kang Daris, Syueb, kang Tohir, Ahmad dan Saiful yang megang alat. Kang Marzuki, sang vokalis senior kamar Solo gak bias ikut karena kebetulan bersamaan dengan her ujian.
Pagi menjelang lomba kami sempatkan latihan dadakan. Personel masih saja belum komplit. kang Juweni sedang makaryo dan kang Mahfud masih ada urusan sowan. Lagu Ya Badrotim sebagai lagu wajib teman-teman sudah paham dan lumayan lancar karena latihan pertama kemarin lagu inilah yang dilalar. Kami lebih fokus ke lagu kedua, Alfa Shollalloh. Dua lagu yang kami bawakan memang lebih banyak variasinya. Menjelang latihan selesai kang Juweni datang. Kami melanjutkan latihan dengan tambahan personel, tapi cuma sebentar. Setelah itu siap-siap karena lombanya sebentar lagi. Sebagai pencari informasi sekalian daftar ulang adalah kang Daris.
Sekian lama kami menunggu, kang Daris datang dengan tangan kosong. Lokal anNahdloh yang akan digunakan sebagai lokasi lomba malah digunakan sebagai tempat ujian her. Katanya malah diminta bertanya panitia di kantor Pramuka. Sampai di
Lewat anNahdloh teryata memang benar, lokalnya dipakai untuk ujian semua. Begitu sampai pramuka aku langusng diminta masuk ke studio Elsa. Selain rebana aku juga cari info lomba presenter. Eh, malah cuma dapat nomor lomba presenter. Urusan rebana ternyata panitia di
Sampi pondok nomor yang kubawa kuserahkan ke kang Thohir. Lomba presenter kali ini HY diwakili oleh kang Thohir, Ca' Upid dan Lik Bir, dengan sebutan 34 (Tiga Sekawan). Begitu tahu dapat nomor mereka langsung mengadakan latihan dadakan. Tak lama kemudian dari radio kami dapat info bahwa lomba presenter sudah dimulai. Tak ayal para calon presenter ini macak seaneh-anehnya dan berangkat.
Kami yang masih di pondok mendengarkan aksi mereka lewat radio Elsa Lirboyo. Ternyata teman-teman dari HY malah peserta perdana. Artinya belum ada peserta sama sekali yang maju. Oleh pemandu acara dandanan mereka dikomentari. Katanya gaul baget untuk ukuran santri, pake calana potelot je. Setelah tu kang tohir, ca' upid dan lik Bir mengunjukkkan kebolehannya.
Kami terpingkal-pingkal mendengar ocehan 34. Semua berlagak sebagai presenter, padahal dalam peraturan lomba dari 3 orang 1 orang sebagai presenter sedang 2 lainnya sebagai narasumber. Walau begitu kami tetap terhibur dengan banyolan khas ca' Upid & kang Tohir, WaZyik yo.... hehehehe
Sekian lama kemudian setelah semua peserta mengunjukkan kebolehannya pengumuman langsung diudarakan. Tahu gak ternyata Tiga Sekawan juga dapat juara, nomor tiga nda. Wah bener-bener gak nyangka dee..
....
Waktu mendengarkan celoteh peserta lomba kang Huda di sms pak Fata kalo lomba rebana baru membuka daftar ulang siang jam 2. wah, malahane bias istirahat. Siang itu juga aku sendiri yang turun tangan mendaftar ulang rabana kami. Aku nyepeda sendiri menuju An Nahdloh. Karena menurut informasi yang kami dapat lomba dilaksanakan di halaman gedung anNahdloh. Sampe sana ternyata di luar dugaanku, sepi. Di lsapi demikian. Masya Allah sebenarnya jadi tao gak to lombanya, aku sempat nggrundel sendiri. Lha pas mau pulang sayup-sayup aku mendengar suara klotekan. Jangan-jangan lombanya di panggung. Langsung saja kugenjot ontel kang juw ke arah lapangan. Dan ternyata ya. Ada grup rebana yang sedang mengunjukkan kebolehannya di atas panggung. Tapi kok aneh, mana panitia & santrinya? Orang-orang yesnya pake celna panjang semua, hanya satu dua yang bersarung. Malah ada ceweknya juga. Aku sempat ragu untuk bertanya, jangan-jangan bukan ini. Tapi sudah kadung sampe sini, masak gak membawa hasil. Kuberanikan saja untuk bertanya dengan orang-orang yang ada di bawah tenda.
Yang kutanya adlah seorang perempuan. Darinya aku memperoleh informasi kalo lomba musik tradisional ini diadakan oleh radio bonanza bareng pondok lirboyo. Pesertanya umum dan maksimal pesertanya bukan 8.ketika kuberitahu perwakilan dari HY, mbaknya malah bingung, kok gak ada. Ternyata kami belum terdaftar. Syukurlan oleh mbaknya aku tetap boleh mendaftarkan Hadiningrat. Mbak yang satunya ketawa mendengar nama rebana kami. Ningrat semua to mas?, tanyanya. Hehehehe.
(to be continued)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar