Minggu, 13 Desember 2009

Pentingnya Visi

Ketika masih kecil kita sering ditanyai, “mau jadi apa besok kalau sudah besar?”. Pertanyaan itu sering diidentikkan dengan cita-cita atau tujuan hidup. Kita cenderung melihat kenyataan yang sudah ada. Profesi yang ‘wah’ yang biasanya menonjol di mata kita. Tak jarang kita akan menjawab pertanyaan di atas dengan dokter, polisi, tentara, pilot, arsitek atau guru. Karena bidang-bidang semacam itulah yang lebih menonjol daripada profesi lain di mata anak kecil.

Seiring dengan bertambahnya kedewasaan biasanya visi atau gambaran cita-cita kita sewaktu kecil dulu semakin memudar. Jika ketika masih TK kita dapat menjawab pertanyaan sederhana di atas dengan mantap & semangat, mungkin saat sudah duduk di bangku SMA kita mulai bimbang. Benarkah jawabanku ini? Kenapa demikian? Pikian anak kecil masih polos, sederhana & belum terkontaminasi oleh permasalahan-permasalahan yang lebih komplek. Anak-anak berpikir dengan imajinasi. Sedangkan ketika sudah menginjak usia remaja dengan pelbagai masalah yang komplek, kita cenderung berpikir rasional & logis. Lantas apakan jawaban kita dapat mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya?

Disadari atau tidak ketika kita menjawab apa cita-cita kita secara otomatis otak & jiwa kita akan merespon kata-kata kita & akan selalu tertanam dalam pikiran. Jika sudah demikian pola hidup kita akan selalu berusaha untuk mencapainya. Berbeda jika kita tidak mempunyai jawaban atau gambaran kehidupan kita kelak. Pola hidup kita akan serba apa adanya & pasrah begitu saja.

Tujuan yang jelas memang sangat penting bagi kehidupan kita. Kebanyakan orang menganggap bahwa kesuksesan dilihat dari materi. Karenanya visi untuk memperoleh penghasilan yang berlimpah menjadi tujuan utama. Sacara tak langsung itu menuju hanya kepada kehidupan duniawi. Padahal ada yang lebih penting, kepuasan batin & ketenangan jiwa. Visi tersebut dapat lebih mencakup duniawi sekaligus ukhrawi.

Sebagai contoh seseorang yang ingin menjadi pelukis. Ia akan selalu bersemangat membahas & menambah wawasan yang berkaitan dengan seni rupa. Ia tak segan-segan mengeluarkan banyak biaya untuk mencoba & mencoba. Bahkan ia tak keberatan untuk berkelana mencari wawasan & pengalaman sebagai pematangan keahliannya.Ia memang tekun. Bukan semata-mata tekun. Tapi karena mempunyai visi jauh ke depan. Ia rela pontang-panting demi mencapai visinya. Maka secara tak langsung juga mengamalkan hadits Nabi SAW : Man Jadda Wajada. Tak heran visinya akan tercapai. Entah membutuhkan waktu berapa lama.\

Visi dapat mempengaruhi semua tindakan kita. Kita dapat mencintai sesuatu ynag kita benci karena visi. Kita dapat memperoleh pelajaran besar dari sesuatu yang kecil karena visi. Kita pun dapat memperoleh keberhasilan karena visi. Bagaimanapun sulit jalannya jika visi sudah jelas tetap akan kita lalui. Visi memang merupakan pijakan awal dari keberhasilan. Maka dari itu cari & canangkan mulai dari sekarang, apakah visiku?

Lirboyo, 7 Desember 2009

Tidak ada komentar: