Berikut adalah sedikit ulasan Cak Nun ketika mengobarkan semangat juang Indonesia yang berhasil kutuangkan dalam tulisan. Acara bertajuk Renungan Kemerdekaan & Tabligh Ramadhan ini diselenggarakan pada malam perayaan kemerdekaan RI ke 65 di Balai Kota Kediri. Walau sedikit kuharap dapat menjadi wacana dan bahan renungan bagi kita semua.
Indonesia, sebuah Negara kaya. Salah satu daerah besar di dalamnya ada Jawa. Jawa justru lebih sakti lagi. Mulai dari bahasanya saja Jawa sudah ,menduduki tingkat atas. Untuk berbicara kepada orang lain saja mesti tahu siapa yang diajak berbicara. Kata-kata untuk anak kecil tidak bisa (tidak sopan) digunakan untuk orang yang lebih tua. Ada mangan, maem, madang, nedo, dahar. Belum lagi urusan misuh. Semuanya bisa digunakan untuk misuhi orang lain. Bahkan semua bagian wajah bisa terdengar kasar jika digunakan misuh. Bahasa lainnya mana ada? Hal itu membuktikan bahwa orang Jawa kreatif.
Dalam urusan sikap orang Jawa terkenal sangat pintar dalam mengatur & meletakkan di tempat yang sesuai. Semua mempunyai posisi & porsi yang sesuai. Ambil contoh saja dalam hal tawar menawar. Orang jawa mesti melakukan basa-basi terlebih dahulu agar dapat mengambil hati orang yang dituju. Seperti ada yang kurang jika tidak membangun suasana akrab. Orang jawa memang senang melakukan sesuatu setahap demi setahap. Sampai-sampai atas jasa Kiai Kanjeng dengan sikap Jawanya kerukunan umat antar agama di Belanda dapat terwujud. Benar-benar suatu pelajaran tak tertulis dari nenek moyang yang tak ternilai harganya. Tak heran nama-nama raja Jawa selalu disertai dengan kata yang mengandung sikap mengayomi, pangku, ada Hamangkubuwono, Mangkubumi dst.
Mungkin banyak dari kita yang tak sadar bahwa sebenarnya Negara kita ini benar-benar kaya lagi terpuji. Tak percaya? Silakan absen sendiri. Berbagai sumber daya alam ada di sini. Aneka spesies hewan –mamalia, burung, reptile, ikan- yang tak banyak ditemukan di tempat manapun justru dengan mudah menemukannya di sini. Itu saja masih banyak yang belum terdata lebih lanjut. Belum lagi tumbuh-tumbuhannya. Bukankah bangsa Portugis dulu menjajah negeri ini juga karena tumbuhan (rempah-rempah)? Itu tadi baru kekayaan alam saja. Dalam kebudayaan sepertinya Indonesia dari dulu selalu memperoleh peringkat di mata dunia. Mulai dari situs-situs bekas kerajaan kuno hingga bermacam-macam tradisi & budayanya selalu menarik untuk diminati. Betapa tidak sadarnya negeri kita.
Saking tidak sadarnya dengan sikap legowo kita bagi-bagikan kekayaan negeri kita kepada ‘tetangga-tetangga’ . Sudah berapa juta ekor ikan yang dijaring oleh kapal-kapal asing di perairam nusantara? Sudah berapa ribu batang pohon hutan kita ditebangi seenaknya oleh perusahaan-perusahaan besar tak bermuka? Sudah berapa ribu hektar tambang-tambang kita dikeruk & dimanfaatkan oleh orang lain? Sudah berapa kali kebudayaan kita lolos dibawa lari tetangga sendiri/ sudah berapa ratus orang-orang tak bersalah negeri kita diperbudak di negeri orang?
Sebenarnya tak ada yang perlu disalahkan. Malah kita sebagai rakyat Indonesia mesti besar hati karena kita adalah bangsa yang besar & terpuji. Jiwa bangsa ini begitu besar, selalu ikhlas & mendahulukan orang lain. Secara otomatis kita sudah mengamalkan ajaran tasawuf untuk selalu mengalah & tidak terlalu cinta dunia. Ditambah lagi ada hadits yang menerangkan, "barang siapa yang beriman kepada allah & hari akhir maka muliakanlah tetangganya". Bukankah kita ikut mengamalkan hadits di atas dengan memberikan kekayaan kita kepada 'tetangga-tetangga' kita? Maka tak ada salahnya jika kita tetap bersyukur menjadi Indonesia. Indonesia memang dari dulu terkenal dengan sikap 'mengalahnya'. Bahkan mungkin jika kelak 2024 indonesia ikut piala dunia juga tak sungkan-sungkan menunjukkan sikap itu.
Semua persoalan ini sebenarnya tidak perlu kita besar-besarkan. Jika kita sadar akan posisi kita sebagai bangsa besar tentunya kita akan terus berusaha mengatasinya. Dengan begitu, sepertinya perjuangan memang tak ada kata berhenti. Kita harus tetap menanamkan semangat pejuabg-pejuang pendahulu kita yang ikut membentuk & membangun Indonesia. Tugas kita kini adalah mempertahankan apa yang sudah diperjuangkan dengan semangat 45 oleh para pahlawan.
---
Lantas apakah dengan kekayaan yang sungguh amat melimpah ini kita tetap bersikap legowo & mengalah? Itulah yang menjadi PR bagi kita bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan ini. Karena tak selamanya sikap seperti Ini baik, karena seperti orang Jawa, kita mesti dapat menempatkan sesuatu sesuai tempatnya. Jika tidak dari kita & mulai sekarang kapan lagi?
18 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar